Di posting-an sebelumnya, aku membahas humor universal yang dengan menterjemahkan, maka siapapun akan mengerti tanpa kecuali. Tapi tentu tidak semua humor universal, karena ada beberapa rasa kata atau rasa bahasa yang tidak akan tepat jika diterjemahkan secara langsung. Contoh mudahnya: frase "wawuh munding" dalam bahasa sunda. Frase ini digunakan untuk menyatakan taraf perkenalan selintas. Jika seseorang kenal pada seseorang lain secara selintas, orang sunda akan mengatakan mereka hanya sekedar "wawuh munding". Tapi ungkapan ini justru akan jadi lelucon jika diterjemahkan secara harfiah, seperti percakapan berikut ini:
Tanya: Sst, kenal teu jeng anu tadi ngaliwat, naha bet make sura-seuri sagala...?
Sonya: Ah, teu pati, ngan ukur wawuh munding.
Tapi jika diterjemahkan secara harfiah, beginilah jadinya.
Tanya: Sst, apakah kamu kenal dengan orang yang barusan lewat, kenapa pakai senyum-senyum segala?
Sonya: Ah, tidak terlalu kenal. Aku hanya kenal kerbau saja.
Tanya: ???
Tuh... kan? Ternyata menterjemahkan itu tidak mudah. ;)
Sonya: Ah, teu pati, ngan ukur wawuh munding.
Tapi jika diterjemahkan secara harfiah, beginilah jadinya.
Tanya: Sst, apakah kamu kenal dengan orang yang barusan lewat, kenapa pakai senyum-senyum segala?
Sonya: Ah, tidak terlalu kenal. Aku hanya kenal kerbau saja.
Tanya: ???
Tuh... kan? Ternyata menterjemahkan itu tidak mudah. ;)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar