Selasa, 29 September 2009

Jalan Berliku Menjadi Guru

Impianku tentang profesi yang kujalani saat ini. Majalah Chic berkenan mempublikasikannya di edisi 6-20 Mei 2009 (setelah mengalami sedikit proses editing). Dua pencapaian sekaligus. Hal pertama adalah ketika aku berhasil mewujudkan mimpi masa kecil ini, juga berupaya konsisten di jalan yang kupilih. Yang kedua, ketika pengalaman ini kutulis dan berhasil dipublikasikan di media cetak berskala nasional. Kubagi cerita tentang itu di sini.
Sejak duduk di bangku Sekolah Dasar saya sudah bercita-cita menjadi guru. Cita-cita itu tidak direstui ibu saya. Beliau tidak mengizinkan anak-anaknya mengikuti jejak beliau sebagai pendidik. Aneh memang, padahal beliau pun seorang guru yang mengajar di sekolah menengah. Alasannya, karena profesi guru tidak menjanjikan imbalan yang sepadan dengan usaha yang dilakukan. Sejak saat itu saya berusaha mengalihkan cita-cita saya ke bidang lain walaupun masih dibayangi keraguan.
Lulus SMA, saya bingung menentukan pilihan kelanjutan studi. Akhirnya saya ‘terdampar’ di jurusan desain yang sebetulnya juga saya sukai. Walaupun demikian, saya masih agak ogah-ogahan kuliah dan menyelesaikan studi di kampus Ganesha (nggak mau rugi, mumpung masih berstatus mahasiswa ITB, terdengar sangat kredibel bukan? Sementara setelah lulus, tentu saya harus segera lebur ke dalam dunia pekerjaan yang tak akan melihat dari mana latar belakang kita). Ketika sebuah sekolah swasta membuka peluang sebagai staf pengajar di sana, tanpa ragu saya pun mengirimkan surat lamaran, menjalani proses rekrutmen panjang, dan sukses bergabung dalam komunitas pendidikan itu. Menjadi guru, seperti cita-cita saya dahulu.
Bulan-bulan pertama tentu saja merupakan masa adaptasi yang tidak terlalu mudah. Selain latar belakang pendidikan saya bukan dari kependidikan, juga dipengaruhi oleh sistem sekolah itu yang sangat moderat,tidak seperti sekolah (negeri) pada umumnya. Ditambah lagi dengan sistem full day school yang diterapkannya, menuntut kreativitas tinggi untuk dapat ‘survive’ di sana.
Pahit-getir, susah-senang, tentu saya jalani bersama rekan-rekan yang datang dan pergi silih berganti. Saya berusaha bertahan, semakin mengerti jalannya sistem, dan semakin adaptif untuk mengikutinya. Mengajar berbagai mata pelajaran, justru saya sangat jarang diberi kesempatan mengajar Kesenian yang menjadi latar belakang pendidikan saya. Aneh, tapi saya melihatnya sebagai suatu berkah.
Ketika datang kesempatan untuk mendaparkan beasiswa penataran guru ke luar negeri, di tahun ke-5 masa kerja saya sebagai guru, alhamdulillah, saya memenuhi kriteria untuk itu. Lomba guru pun berhasil saya jalani dan mendapatkan hasil yang tidak terlalu mengecewakan. Intinya, tidak memalukan sekolah yang telah memberikan kepercayaan kepada saya sebagai wakil yang ditunjuk.
Saat ini, saya mendapat kesempatan untuk mengembangkan diri di sekolah lain, sekolah yang baru berdiri. Tantangan di tempat baru ini, tentu berbeda dibandingkan dengan tempat pertama yang saya rasa telah sangat berjasa ‘membesarkan’ dan mendewasakan saya sebagai guru. Sulit memang, tapi saya pernah survive berkali-kali di tempat sebelumnya. Saya yakin, kali ini saya pun akan survive lagi, memperjuangkan cita-cita saya, sebagai guru yang mumpuni, untuk ikut serta berpartisipasi dalam dunia pendidikan di Indonesia.

Kutipan Hari Ini

Ada dua tipe orang yang akan berkata kepada Anda bahwa Anda tidak mampu membuat perubahan: yaitu mereka yang takut mencoba dan mereka yang takut melihat Anda akan berhasil. (Ray Goforth)

Jumat, 18 September 2009

Kartu Ucapan Elektronik

Beberapa tahun belakangan ini, jasa layanan pos kurang dilirik oleh masyarakat, termasuk dalam memanfaatkannya untuk mengirimkan kartu ucapan selamat berlebaran.
Setelah bisnis ponsel beserta provider kartu telepon yang saling bersaing ketat dengan perang tarif semurah mungkin, masyarakat cenderung memanfaatkan fasilitas ber-sms ataupun bertelepon untuk berkomunikasi.
Jelang Idul fitri, diprediksi bahwa jalur pesan pendek melalui layanan sms akan mengalami lonjakan yang sangat tinggi, hingga masyarakat dihimbau untuk tidak mengirimkan pesan dalam waktu yang bersamaan (tapi, mana kita tahu kalau kita akan mengirimkan pesan pendek tersebut bersamaan dengan ribuan orang lainnya?) karena hal tersebut akan mengakibatkan ramainya jalur traffic pengiriman pesan yang bisa mengakibatkan 'macet' hingga tak terkirimnya pesan yang kita inginkan.
Alternatif pengiriman pesan lebaran lainnya adalah dengan menggunakan fasilitas e-card alias kartu elektronik, baik gratis maupun berbayar, untuk dikirimkan kepada kawan dan kerabat yang saling terhubung di dunia maya. Penyedia jasa layanan pengiriman kartu ucapan elektronik ini begitu banyak tersedia di dunia maya. Berbagai desain yang menarik ditawarkan, begitu banyak pilihan. Silakan pilih yang anggun dan elegan untuk para kerabat dan rekanan. Tersedia pula pilihan yang bertema humor untuk kawan akrab teman bercanda. Dapat pula memilih yang cantik menarik untuk yang dekat di hati. Pendeknya, mau pilih yang bagaimana saja, pasti tersedia.
Aku sendiri sudah jadi pelanggan setia 123greetings.com untuk layanan pengiriman kartu elektronik ini. Desain yang tersedia begitu banyak, sampai pusing sendiri memilihnya. Dari dalam negeri, ada juga sih yang memberikan jasa layanan ini, tapi... pilihan yang tersedia tidak begitu banyak. Ayo, karya anak negeri sangat dinanti untuk meramaikan khazanah desain kartu elektronik yang unik dan orisinil. Ada yang mau ikut berperan serta? Sebelum direspon dengan baik, saya pilihkan satu desain cantik untuk semua pengunjung blog ini.
Selamat Idul Fitri 1 Syawal 1430 H.

Kutipan Hari Ini

Kita dapat mengetahui pikiran seseorang bukan dari perkataannya, tapi dari perilakunya. (Isaac Bashevis Singer)

Rabu, 16 September 2009

Selamat Idul Fitri 1430 H

Sebelum Ramadhan melenggang
Sebelum Idul fitri menjelang
Sebelum traffic internet meninggi tak terkendali
Sebelum operator layanan telepon ramai tak terjamah
Hingga sms pending selalu
Hingga pulsa terkuras melulu
Dari hati aku ucapkan setulus hati,
Selamat hari raya Idul Fitri 1 Syawal 1430 Hijri
Mohon maaf lahir dan batin
atas semua salah dan khilaf
(termasuk lalainya meng-update blog ini)
Semoga kita semua kembali fitri
hingga bertemu Ramadhan lagi
Insya Allah

Kutipan Hari Ini

Kemajuan tidak diciptakan oleh orang-orang yang bekerja keras sejak subuh, tapi justru dibuat oleh para pemalas yang mencoba mencari tahu cara yang lebih mudah untuk melakukan sesuatu. (Robert Heinlein)

Minggu, 13 September 2009

Adakah Alasan?

Satu bulan tidak memperbarui konten blog ini, hm... ada apakah gerangan? Adakah ada permakluman untuk ‘aksi diam’ ini?
Sebagai guru yang mengajar penuh di sebuah sekolah swasta, rasanya aku punya cukup ‘alibi’ untuk masa vakum-ku sebulan ini. Dengan dalih sibuk sejak akhir tahun pelajaran di Juli lalu, disambung dengan kesibukan mempersiapkan tahun pelajaran baru di tengah Agustus, dilanjut lagi dengan aktivitas Ramadhan yang bersinambung dengan kesibukan akhir tengah semester dengan rutinitas pembagian rapor, rasanya cukup beralasan ya jika aku tak menyempatkan diri untuk membuat tulisan baru di blog bahasamania ini.
Tapi bicara bahasamania, apakah ada seseorang yang akan tahan untuk tidak berbicara, tidak berbahasa, tidak berkomunikasi selama satu bulan? Mungkin tak akan ada yang tahan. Jadi, mestinya tidak ada alasan untuk berhenti menulis posting baru di sini. (Wah, jadi malu sendiri nih) Yuk ah, rajin menulis lagi...!

Sabtu, 12 September 2009

Kutipan Hari Ini

Tak seorang pun akan maju di dunia ini bila mudah merasa puas. (Louis L'Amour)